Pola perawatan burung semasa musim kemarau tentunya
berbeda dengan pola perawatan burung di musim penghujan. Demikian pula dengan pola
perawatan burung cucak hijau atau cucak
ijo. Para pemandu bakat burung jenis ini mengakui pola rawatan pada musim
penghujan relatif lebih sulit dibandingkan pada musim kemarau.
Mereka harus mengotak-atik pola rawatan agar burung
tetap on fire meski hujan mengguyur deras. Namun, di antara
para ijomania ini, tidak ada yang sama persis dalam cara mereka mengubah
perawatan. Artinya ada beberapa versi perawatan burung cucak hijau di musim penghujan.
Yang jelas, burung cucak hijau memiliki kecenderungan
lesu di kala udara dingin atau intensitas cahaya rendah. “Di situ tantangan
merawat cucak hijau. Kalau sudah
hujan dan jadwal lombanya kebetulan kelas ini sudah datang, kecenderungan
banyak burung nggak kerja alias ngantuk,” ujar Lukman, ijomania asal Kepanjen
Malang.
Cucak hijau memang
burung yang membutuhkan penjemuran panas matahari secara rutin meski tidak
harus dalam waktu lama. Pada kondisi cuaca kurang mendukung, seperti mendung
sejak pagi, umumnya cucak hijau akan tampil ngot-ngotan. Apalagi bila pas
tarung datang hujan, sebagian cucak
hijau bahkan hanya didis kalau dipaksakan bertarung.
Hal itu diamini Hary Naruto, pemain lawas yang sudah
memahami seluk beluk perawatan burung cucak
hijau. Meski sekarang sudah tak pernah terlihat di lapangan, pemahaman
tentang cucak hijau masih kental
melekat di-framenya.
Ditemui di Gresik belum lama ini, Hary sebagaimana
dikutip Agrobis Burung mengatakan
ketika pemandu bakat atau pemain sudah bisa mengatasi problem seperti ini,
otomatis mereka nggak bakal kesulitan mengorbitkan cucak hijau. Meski cuaca hujan atau panas, mereka tetap on
fire.
“Kalau musim kemarau otomatis nggak perlu diomong-lah
mas, banyak burung kerja. Tapi kalau hujan begini otomatis banyak ijomania
mengeluh,” katanya sambil menunjukkan salah seekor polesan barunya yang nampak
belum pernah tersentuh rawatan maksimal.
Hingga kini alternatif perawatan untuk memaksimalkan
besutan di musim hujan, masih sebatas mengotak-atik x-food (extra-fooding) atau
pola perawatan lainnya. Meski ada beberapa ijomania punya trik tersendiri, tapi
hingga saat ini belum ada yang memberikan tips yang konkret untuk mendongkrak
performa dari tangan dingin para spesialis cucak
hijau.
“Sebenarnya ada trik nyeleneh yang terkadang dilakukan
ijomania buat menstabilkan penampilan besutannya. Tapi tidak semua trik itu mau
dipublikasikan. Rahasia perusahaan,” kata Agus, pemandu bakat Rotor, jawara cucak hijau asal Gresik yang sudah
pernah menapaki kejayaan di beberapa even bergengsi blok timur.
Di beberapa kawasan, cucak hijau menjadi primadona tersendiri. Komunitasnya pun relatif
kuat. Di Bojonegoro misalnya, gantangan MJ Community berhasil memberikan
kesempatan lebih buat ijomania untuk berprestasi.
Pada Anniversary MJ Community Minggu (8/01), ijomania
ditantang untuk bertanding di 3 kelas sekaligus. Menurut Oeggy, promotor lomba,
kemasan ini dimaksudkan agar ijomania bisa lebih mengeksplor besutannya secara
maksimal.
Lazimnya, kelas ini hanya dibuka dua kelas. Nyaris
sama dengan jenis primadona lainnya. Selama ini, kelas yang dibuka lebih dari
dua kelas masih didominasi anis merah Tapi, MJ Community mencoba untuk out of
book.
Terobosan ini bisa dimanfaatkan ijomania Pantura
khususnya wilayah Jatim,
untuk membuktikan kemampuan rawatannya selama ini, yakni membesut sebaik
mungkin burung agar bisa stabil di puncak nominasi meski terkendala musim
hujan.
Mengurangi frekuensi mandi
Salah satu perubahan perawatan selama musim penghujan
adalah mengurangi frekuensi mandi pagi. Bonny misalnya, pemilik cucak hijau Manohara
dan Jambret, lebih memilih tidak memandikannya bila memasuki musim hujan
seperti sekarang ini. Yang penting diumbar cukup 2 jam dalam sehari sambil
dianginkan dan dijemur kalau ada panas matahari.
“Ya, kalau hujan dan cuaca mendung terus seperti
sekarang, sehari-harinya burung gak perlu dimandikan. Yang penting kandang
dibersihkan dan diberi eksfood aja yang cukup,” jelas Bonny yang juga pernah
ngorbit namanya lewat cucak hijau
andalannya seperti Ratu Ijo, Insulin dan lainnya.
Kecuali saat ke lomba. mandinya cukup di hari-H, dan
itupun pagi menjelang dibawa ke lapangan. Untuk kebutuhan eksfood cukup
diberikan ulat hongkong 5 ekor
sebelum digantang. Sedangkan porsi jangkriknya
ditambah.
Begitu juga yang dilakukan Rusdy Bintaro, pengorbit
berbagai cucak hijau jawara. Untuk
menghadapi cuaca ekstrim dengan udara dingin yang disertai hujan, dalam
perawatan keseharian, menurutnya sebaiknya burung disimpan di dalam. Terutama
di malam hari, harus dikerodong. Paling tidak penempatannya berdekatan dengan
lampu agar terasa hangat.
Menurutnya, bila sore hari burung bisa ditempatkan di
teras depan yang tidak terkena angin langsung. Karena cuaca ekstrem seperti
sekarang ini membawa risiko terhadap kondisi burung. Lebih aman ya
dikerodong setiap saat.
Multivitamin
Untuk kebutuhan nutrisi dan ekstrafoodingnya, pemberian multivitamin
di musim dingin wajib dilakukan. Tujuannya, menurut Rusdy, untuk antisipasi
karena perubahan cuaca berpengaruh pada kondisi burung. Pemenuhan ekstrafooding tetap diberikan meskipun
porsinya berbeda.
Eksfood jenis ulat
hongkong misalnya, wajib diberikan di saat kondisi cuaca dingin. Sedikitnya
5-10 ekor, diberikan sebagai asupan ekstoodnya
selain jangkrik.
Ulat
hongkong yang diberikan dipilih yang kulitnya berwarna putih. Ulat hongkong yang kulitnya masih halus dan lembut tidak terlalu
kasar, aman untuk dikonsumsi burung.
Saran-saran seperti di atas, disampaikan pula oleh
ijomania banten, Gugun. Di kalangan kicau mania Banten dan
sekitarnya, nama Gugun mungkin sudah tidak asing lagi. Cucak ijo besutannya yang bernama Gigolo kerap mencetak kemenangan
di berbagai lomba di wilayah itu. Bahkan burung lawas milik Gugun ini kerap
meraih double
winner setiap kali tampil di arena lomba.
Meski cuaca mendung dan hujan terus-menerus, tidak
mengurangi kehebatan Gigolo di lapangan. Dengan memiliki warna bulu hijau pekat
dan paruh agak tebal ditunjang volumenya yang keras dan materi isian yang
komplit, membuat burung mapan milik Gugun ini tetap konsisten di jalur juara.
Yang terpenting menghadapi musim penghujan ini,
menurut Gugun, burung jangan dipaksakan untuk mandi apabila cuaca kurang
mendukung. Pemberian ulat hongkong
tiap hari diberikan 3 ekor agar kondisi badan tetap hangat.
Kemudian bila saat pembersihan kandang hujan tiba-tiba
turun maka sebaiknya disimpan didalam rumah guna menghindari cuaca dingin. Dan
sebaiknya burung ditutup krodong.
Dalam rawatan harian tetap tidak ada yang berubah
yakni EF berupa jangkrik
tetap diberikan 5-5 serta kroto diberikan secukupnya. Kemudian bila cuaca agak
cerah, mandi dan jemur secukupnya. Bila turun lomba, hari Sabtu dan Minggu,
Gigolo tidak melakukan aktivitas mandi. Hal ini guna menghindari burung
menjadi birahi.
Utak-atik ekstrafooding
Kalau Gigolo tidak mengutak-atik pola pemberian ekstarfooding ke burung rawatannya,
lain halnya yang dilakukan Ricky Donald. Pemilik cucak ijo Luis
Vutton ini misalnya mencoba memberikan pisang kapok yang diolesi madu.
Tujuannya, agar tenaga burung tetap terjaga dan penampilan pun lebih stabil.
Selain mengutak-atik asupan pakan, Ricky juga sengaja
mengurangi porsi mandi. “Seminggu cukup 3 kali saja mandinya,” ujarnya.
Hal sebaliknya justri dilakukan oleh Fredy Fly Power
yang merawat cucak hijau debutannya,
Murano. Bila Ricky mengurangi jatah mandi, Fredy justru membiasakan mandi
sehari 3 kali. “Hujan pun tetap mandi kalau memang si burung menghendaki,” ujar
Fredy.
Resep ini, menurut Fredy, terbukti ampuh. “Lihat saat
tampil pas hujan di KMYK. Murano tetap tampil maksi sambil ngentrok. Padahal
musuh lainnya banyak yang didis dan ngantuk.”
Namun Fredy juga tak menjamin bila resep ini bisa
diterapkan pada burung cucak hijau
lainnya. “Ya tergantung karakternya juga sih. Kita tidak tahu kalau belum kenal
karakter burungnya.”
Meskipun begitu banyak cucak hijau mania tetap meyakini bahwa semaksimal apa pun usaha
pengubahan pola rawatan, idealnya tetap saja dengan jemur yang cukup. “Orang bilang
tampil maksimal, sesungguhnya bila cuaca panas cukup si burung pasti akan
tampil lebih dahsyat lagi,” ujar Tedy yang dipercaya merawat jagoan Perwira
milik Mr. Chandra Pontianak. Agus Nasa, rekan Tedy yang merawat jagoan cucak hijau milik WS Suprojo juga
mengamininya. (sumber dari Agrobis Burung Edisi Minggu II Januari 2012).
Posting Komentar