Cucak hijau (Chloropsis sonneratii) sampai kini
masih menjadi salah satu jenis burung kicauan yang popular di Indonesia. Selain
harganya yang relatif terjangkau bagi mayoritas kicaumania, setidaknya
dibandingkan dengan murai batu, lovebird dan cucakrowo, cucak hijau juga terkenal pintar menirukan beberapa macam
suara, baik suara burung maupun suara lingkungan sekitar. Meski demikian, masih
banyak sobat kicaumania yang mengeluh karena burungnya tidak juga gacor.
Kunci
perawatan semua jenis burung kicauan
sebenarnya simpel (tapi tidak mudah), yaitu suka / hobi, sabar, telaten, dan
konsisten. Sebenarnya ketika kita mengaku sudah hobi, mestinya tiga faktor yang
lain akan mengikuti. Kalau tidak sabar, tidak telaten, dan tidak konsisten,
mengapa harus repot-repot memelihara burung?
Ah, ini sekadar intermezo, tapi sekaligus pengingat dan penyemangat bagi Anda
agar tak berputus asa dalam memelihara burung.
Perpaduan
antara kesabaran, ketelatenan, dan konsistensi dalam perawatan cucak hijau inilah yang akan ayas jabarkan dalam lima tindakan berikut ini :
- Bijak dalam memilih pakan yang tepat
- Konsisten dalam memandikan
burung (pagi dan sore)
- Rutin melakukan penjemuran
- Pastikan burung dalam kondisi
fit
- Selalu komit terhadap
kebersihan sangkar / kandang
Sepertinya
simpel kan? Tetapi, sekali lagi, tidak mudah untuk dilakukan jika kita memang
tidak terlalu hobi dengan burung
kicauan, khususnya cucak hijau. OK,
kita uraikan satu-persatu agar problem cucakhijau Anda yang sulit gacor bisa segera teratasi.
1. Bijak
memilih pakan yang tepat
Burung cucak hijau termasuk burung pemakan buah dan serangga. Dalam
hal ini, pakan utama sebenarnya buah-buahan, adapun serangga menjadi pakan
tambahan alias extra fooding (EF).
Dalam konteks burung
piaraan dan penangkaran (kita tidak bicara lagi tentang kehidupannya di alam
liar), cucak hijau lebih menyukai
buah pisang kepok berwarna putih, pepaya, dan apel.
Karena ketiga jenis buah ini merupakan favoritnya,
maka diusahakan akan pemberiannya dapat dilakukan berselang-seling setiap hari.
Bisa juga ketiganya disajikan setiap hari, dibuat semacam koktail dan
dicampurkan dalam satu wadah.
Cara membuat
koktail untuk burung:
- Daging buah pisang kepok,
pepaya, dan apel diiris kecil-kecil berbentuk kotak.
- Campurkan semua potongan buah
dalam wadah pakan.
- Tambahkan madu secukupnya
(beberapa tetes saja), dan diaduk agar sebaran madu merata (ingat, cuci
tangan dulu sebelum memegang semua buah).
Mengapa pisang kepok yang diberikan kepada cucak hijau harus berwarna putih?
Bukankah yang kuning lebih manis ?
Memang, pisang kepok kuning lebih manis bagi lidah
manusia, tetapi belum tentu manis untuk lidah burung. Ada beberapa jenis burung
yang menyukai pisang berwarna kuning, misalnya nuri, kasturi, jalak, serindit,
dan sebagainya.
Sedangkan cucak hijau lebih menyukai pisang kepok putih. Hal ini sebenarnya menguntungkan,
karena kandang tidak cepat kotor. Sebab pisang jenis ini sangat kenyal, tidak
seperti pisang berwarna kuning yang buahnya lembek, sehingga membuat burung cepat belepotan dan dasar
sangkar pun menjadi jorok.
Sebagai variasi, Anda juga bisa mencoba cara penyajian
yang berbeda untuk pisang kepok putih. Ini jika Anda pada hari itu tidak ingin
memberikan pakan buah dalam bentuk koktail. Sekiranya jadwal hari itu adalah
pisang kepok putih, Anda bisa mencoba variasi berikut ini :
- Rebus pisang kepok putih dalam
air.
- Beberapa saat setelah api dinyalakan,
tambahkan sedikit garam beryodium ke dalam air rebusan tersebut.
- Jika sudah tanak / matang,
angkat pisang dan diangin-anginkan sampai suhu normal.
Variasi ini sudah dicoba beberapa kicaumania dan
dampaknya memang jauh berbeda dengan pemberian pisang sebagaimana biasanya. Burung cucak hijau yang semula sulit
gacor menjadi lebih rajin bunyi. Karena tidak ada efek sampingnya, tidak apa
salahnya kalau Anda mencoba tips ini di rumah, khususnya untuk cucak hijau yang sulit bunyi, atau
tidak gacor-gacor.
Bagaimana dengan serangga?
Serangga
yang cocok untuk cucak hijau antara
lain jangkrik, kroto dan ulat hongkong. Porsi bisa disesuaikan setiap hari.
Bagi yang tidak suka dengan ulat hongkong (kecuali untuk rawatan saat
lomba), sebaiknya cukup diberi jangkrik dan kroto.
Pasalnya,
pemberian ulat hongkong (juga ulat bambu) secara berlebihan bisa membuat bulu cucak hijau cepat
rontok. Hampir semua jenis burung
dari keluarga cica daun (leafbird) sering merontokkan beberapa bulunya ketika
stres.
Waktu
yang tepat untuk memberikan kroto adalah pagi hari. Sekitar 30-60 menit
kemudian bisa diberikan jangkrik, sesuai dengan kemampuan burung. Sebagian besar cucakhijau hanya mampu mengkonsumsi 3 ekor jangkrik dalam sekali pemberian. Itu
sebabnya, setelan dasar yang digunakan dalam pemberian jangkrik di pagi hari
adalah 3 ekor.
Tetapi
ada juga individu cucak hijau yang
mampu menyantap 4-5 ekor. Untuk mengetahui kemampuan cucak hijau dalam mengkonsumsi jangkrik, sediakan 5 ekor jangkrik
dalam cepuk EF. Jika kemampuan burung
hanya 3 ekor, maka jangkrik keempat biasanya dimain-mainkan saja di paruh burung. Jika kemampuannya hanya 4 ekor,
maka jangkrik kelima akan diperlakukan seperti itu juga.
Meski individu tertentu bisa menghabiskan 5 ekor
sekaligus, Anda jangan memberikan porsi lebih dari itu, karena dikhawatirkan
akan membuatnya over birahi. Selain itu, Anda juga mesti rajin memantau
perubahan kondisi birahinya jika setelan jangkrik diubah menjadi 5 ekor.
Bagaimana pula dengan voer?
Penggunaan
voer untuk cucak hijau sampai saat
ini masih menimbulkan perbedaan pendapat di sebagian penggemarnya. Ada yang
menganggap voer tetap perlu, karena merupakan antisipasi jika Anda tidak bisa
membeli kroto dan serangga (bukan kehabisan duit, tapi kehabisan stok
di pasar / kios burung, he..he..).
Semangat
awal penggunaan voer untuk burung
kicauan dulunya seperti itu, selain untuk tujuan lain, yaitu lebih menjamin
kebutuhan gizi yang serasi dan seimbang antara protein, karbohidrat, lemak,
serat kasar, vitamin, dan mineral. Sebab burung
ada di dalam sangkar, dan hidup-mati si burung
tergantung dari pakan yang Anda berikan. Karena itu, dalam panduan perawatan cucak hijau yang ayas berikan, voer pun tetap menjadi salah satu bahan pakan untuk burung.
Namun
tidak semua kicaumania memberikan voer kepada cucak hijau, terutama burung
lomba. Alasannya untuk menjaga kualitas suara dan mentalnya. Alasan ini
didasari bukti bahwa cucak hijau yang sering menjuarai lomba biasanya tidak pernah diberi voer.
Meski
demikian, tidak semua cucak hijau
juara itu tidak pernah diberi voer. Ada burung
jawara yang makan voer. Intinya, jangan mudah memberi vonis bahwa cucak hijau yang diberi voer tak
mungkin juara. Sebab, tidak semua cucak hijau yang hanya diberi buah dan serangga pasti juara kan?
Lebih
bijak jika ayas
menyerahkan semua pilihan itu kepada kicaumania sendiri. Jika ingin meniadakan
voer, silakan. Jika tetap mempertahankan penggunaan voer, silakan juga.
2. Konsisten
dalam memandikan burung (pagi dan sore)
Maksud
memandikan di sini bisa berarti Anda menyiapkan bak/karamba mandi, dan biarkan
burung melakukan aktivitas mandinya sendiri. Tetapi bisa juga Anda memang
memandikannya dengan cara disemprot.
Aktivitas
mandi bisa dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi hari (sekitar pukul 07.30 0-
08.00) dan sore pukul 16.00. Cara lebih bijak adalah menggunakan bak / karamba,
karena sensasi yang dirasakan burung
jauh berbeda daripada dimandikan dengan cara disemprot.
Tetapi
dari beberapa perbincangan, banyak kicaumania yang mengaku cucak hijaunya tak mau mandi di karamba. Kalau itu yang terjadi,
Anda tak perlu panik, karena ini sudah menjadi tabiat dari individu burung itu
sendiri. Hal seperti ini juga dijumpai pada jenis burung lain.
Jika cucakhijau terlihat sering mandi di dalam wadah air minum, Anda bisa
menyiasatinya dengan menyediakan wadah air yang lebih besar. Misalnya, wadah
pakan yang lazim digunakan lovebird sebagai bak mandinya. Kalau tetap tidak mau
mandi, maka penyemprotan air hingga basah bisa diberikan selama burung dalam kondisi jinak.
3. Rutin
melakukan penjemuran
Penjemuran
sebaiknya dilakukan setelah burung
mandi dan selesai diangin-anginkan. Penting diperhatikan, bulu burung yang masih basah usai mandi jangan langsung dijemur, tetapi mesti
diangin-anginkan dulu di teras. Jika langsung dijemur, maka bulu menjadi kusam, warna bulu tidak cerah lagi, bahkan kegetasan bulu
berkurang sehingga mudah rusak atau retak-retak.
Silakan
diangin-anginkan beberapa menit, sampai bulu-bulunya mulai kering. Saat
dianginkan, burung biasanya akan
bersolek, menata bulu sesuai dengan instingnya, sehingga terlihat rapi. Setelah
kering, barulah burung dijemur di
bawah sinar matahari pagi.
Penjemuran
bisa dilakukan selama 1-2 jam untuk daerah panas, atau bisa juga 2-3 jam untuk
daerah sejuk. Selama penjemuran, sebaiknya wadah pakan dan air minum diangkat
terlebih dulu. Tujuannya agar burung lebih konsentrasi dalam penjemurannya.
Penjemuran
yang efektif adalah ketika burung
memiringkan badannya serta mengembangkan bulu-bulunya beberapa waktu lamanya.
Jika ada wadah pakan dan minum, burung
akan lebih asyik menikmati santapannya.
Selain itu,
menyingkirkan wadah air minum dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan serak pada burung.
Sedangkan menyingkirkan wadah pakan dimaksudkan agar voer tak rusak akibat
terkena cahaya matahari secara langsung.
4. Pastikan
burung dalam kondisi fit
Pada manusia, kondisi fit seseorang ditentukan oleh
tingkat kebugarannya, asupan makanan, dan istirahat. Burung pun juga memiliki kebutuhan seperti itu untuk mencapai
kondisi fit. Tidak mungkin cucak hijau
bisa gacor jika kondisinya tidak
fit.
Cucak hijau (sebenarnya
semua jenis burung) menemukan
kebugarannya jika setiap hari mandi, dijemur, dan bisa leluasa bergerak di
dalam sangkar. Asupan pakan cucak hijau
di alam liar dan di dalam sangkar jelas berbeda.
Di alam
liar, burung bisa menyeimbangkan
kebutuhan nutrisi secara instinktif (sesuai dengan nalurinya). Tetapi di dalam
sangkar, semuanya tergantung dari pakan. Bagi yang mengandalkan buah dan
serangga, kemungkinan yang sangat mudah terjadi yaitu burung kekurangan vitamin dan mineral.
Kebutuhan
karbohidrat sangat mungkin tercukupi dari pisang kepok putih dan apel; protein
dan lemak dari jangkrik dan kroto; serat kasar dari apel. Sebenarnya beberapa
vitamin dan mineral juga
terkandung dalam pisang kepok, apel, dan pepaya, tetapi tidak lengkap dan
biasanya belum sesuai dengan yang dibutuhkan seekor burung.
Itu
sebabnya, hasil penelitian yang dilakukan sejumlah pakar perburungan cukup
mengejutkan, di mana sebagian besar burung peliharaan di rumah yang hanya
mengandalkan pakan (tanpa suplemen multivitamin dan multimineral) mengalami
kekurangan vitamin A, vitamin D, serta mineral kalsium. Sedangkan burung yang mengalami defisiensi vitamin E “hanya” 27%.
Berikut
ini mean (rata-rata) dari beberapa hasil penelitian mengenai burung piaraan di rumah yang sama
sekali tidak dibarengi dengan pemberian multivitamin dan multimineral :
·
27% burung peliharaan kekurangan vitamin E.
·
67% burung peliharaan kekurangan vitamin A.
·
97% burung peliharaan kekurangan vitamin D.
·
98% burung peliharaan kekurangan kalsium.
Atas pertimbangan
itulah, sebagian besar burung lomba diberi multivitamin dan multimineral.
Banyak produk kedua suplemen tersebut di pasaran. Pemberian multivitamin bisa
dilakukan 3x dalam seminggu, sedangkan multimineral cukup 1x seminggu.
5. Selalu
komit terhadap kebersihan sangkar / kandang
Menjaga
kebersihan sangkar / kandang sangat mutlak jika Anda menginginkan burung selalu sehat, aktif, dan rajin
berkicau. Sangkar yang kotor mudah mengundang berbagai bakteri, kutu, dan
tungau yang bisa menyebabkan berbagai gangguan penyakit.
Kalau
mikroba itu masuk masuk ke paruh, kerongkongan, tembolok, dan saluran
perncernaan lainnya, pasti akan menimbulkan gangguan pencernaan. Jika tungau,
terutama tungau kantung udara, masuk
ke paruh, tenggorokan, dan saluran pernafasan lainnya, tentu akan menyebabkan burung menjadi serak atau gangguan pernafasan lainnya.
Anjuran
menjaga kebersihan kandang / sangkar burung
sepertinya terdengar klise, tapi dalam praktiknya sering diabaikan sebagian
kicaumania.
Sangkar
bisa dibersihkan pada waktu penjemuran atau burung sedang mandi di karamba. Jadi, saat burung dijemur menggunakan kandang umbaran atau sangkar lebih luas.
Seminggu sekali, usahakan jangan sekadar membersihkan sangkar saja, tapi
dilanjutkan dengan menyemprotkan desinfektan.
Anda
bisa menggunakan desinfektan yang dibeli dari apotek / toko bahan kimia, yang didesain untuk membunuh dan mencegah tungau, kutu,
jamur, bakteri, dan virus masuk ke sangkar / kandang.
Ada
rangkaian logis yang perlu diingat. Sehebat apapun Anda merawat burung, kalau
sangkar / kandang kotor, maka sangat berpotensi menurunkan derajat kesehatan burung. Jika derajat kesehatan burung menurun, burung gacor pun bisa
menurun kegacorannya, apalagi burung
yang sedang kita rawat agar cepat gacor.
Itulah beberapa tips mengenai bagaimana perawatan burung cucak hijau, mulai dari bakalan
sampai yang sudah jadi atau rajin bunyi.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar